Sabtu, 26 Juni 2010

MENGENAL KARAKTER ATASAN

Agar Anda bisa bermitra dengan atasan Anda tentunya Anda harus mengenal terlebih dahulu karakternya. Seperti apakah dia ? jangan SKSD ( Sok Kenal Sok Dekat ) padahal Anda sebenarnya belum mengenal atasan Anda dengan baik.

Menurut Siska Gunawan, assistant manager Jakarta Consulting Group, ada banyak tipe atasan yang ditemukan di perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. Diantaranya, bisa dikategorikan dalam beberapa tipe berikut ini :

Tipe “I’m the boss”
Atasan seperti ini mempunyai sifat yang otoriter dan berorientasi pada kemampuan diri sendiri. Ia sulit bekerja dalam tim dan sulit menaruh kepercayaan pada orang lain. “Anda harus mempunyai sifat penyabar, karena tipe ini kadang sukar sekali untuk dibantah.” Strateginya adalah Anda harus ketat dengan deadline yang diberikan dan siap dengan argumentasi yang kuat ketika mengajukan sebuah ide. Pada dasarnya atasan seperti ini cocok untuk Anda yang termotivasi menghasilkan time management yang baik.

Tipe “Perfectionist”
Sifat yang selalu menyalahkan bawahan adalah ciri yang paling menonjol dari tipe atasan seperti ini. Jangan salah, bisa jadi, sebenarnya ia sangat menghargai pekerjaan Anda, tetapi ia selalu ‘minta lebih’ untuk pekerjaan selanjutnya. Keuntungannya adalah Anda menjadi terbiasa melakukan pekerjaan dengan detail dan orientasi sukses. Tapi, ketika Anda jenuh dengan sifat ini, cobalah bertanya face to face apa yang diharapkan atasan dari pekerjaan Anda dan lakukan evaluasi hasil akhir bersama-sama. Kenali karakter hasil akhir pkerjaan yang diinginkan oleh atasan Anda tersebut.

Tipe “Panic Room”
Wah, atasan seperti ini seharusnya mencari anak buah yang ‘tenang-tenang menghanyutkan’. Dalam artian, sebagai bawahan jangan ikut-ikutan panik. Bersikaplah tenang tapi mempunyai job planning concept yang kuat. Hal ini bisa membuat ia lebih tenang dan Anda pun tidak terganggu dengan sifatnya yang grasa-grusu. Keuntungan bekerja dengan atasan ini adalah Anda sering bekerja under pressure, jadinya secara mentally lebih kuat untuk berimprovisasi dalam mengatasi masalah.

Tipe “up to you”
“Semuanya terserah Anda !” Tipe atasan ini bisa jadi karena ia tidak memiliki kemampuan yang seharusnya dipunyai dalam menduduki posisi tersebut. Untuk menutupi kelemahannya, maka ia selalu mendelegasikan tugas pada Anda. Justru, di sinilah keuntungan yang bisa diambil, yaitu bertindak sebagai implenter. Orang akan lebih menghargai hasil kerja Anda, karena tahu Anda yang melakukan A-Z nya. Seringnya, masalah timbul karena kompensasi yang diterima tidak sesuai dengan kerja keras Anda. Buat report pekerjaan Anda, sehingga dia mempunyai pertimbangan memberi kompensasi yang lebih besar.

Tipe “not in the room”
Hal yang perlu dilakukan adalah harus selalu menghubungi atasan untuk melaporkan atau menginformasikan kejadian-kejadian di kantor selama ia tidak di tempat. Kesulitan lain adalah bawahan sering menemukan masalah dengan waktu yang terbatas untuk memutuskan penyelesaian suatu masalah. Si decision maker yang sibuk sering memberikan wewenang pada wakilnya di kantor. Itulah sebabnya, akan menguntungkan kalau Anda lebih mengenali karakter ‘si pengganti’ tadi. Keuntungan lainnya, terkadang Anda pun bisa belajar jadi decision maker, ketika ia memberikan wewenang pada Anda. Belajar jadi bos tak harus jadi bos bukan..

Tipe “most wanted guy”
Tipe atasan yang berwibawa, baik hati dan perduli pada bawahannya. Sepertinya, tipe ini yang paling ideal untuk menjadi seorang atasan. Pada realitanya, sulit menemukan atasan seperti ini. Kalaupun, Anda menemukannya, bukan berarti tidak ada masalah yang mungkin timbul. Salah satu yang bisa muncul adalah masalah kejenuhan karena merasa tidak menemukan tantangan dalam bekerja. Jika ini masalahnya, Anda bisa mencoba mengerjakan proyek yang berkaitan dengan divisi dan manager dari bidang lain. Paling tidak ada nuansa baru yang bisa ditemukan, iya kan…

Selamat berkenalan dengan atasan Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar